Jumat, 01 Oktober 2010

KURS VALAS

PENGERTIAN KURS VALAS
Menurut SAK (1999:10.2), suatu transaksi dalam mata uang asing adalah: “Suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing.”
kurs valuta asing adalah nilai pertukaran dari mata uang suatu negara terhadap negara lainnya.
Jadi, transaksi dalam mata uang asing merupakan transaksi yang terjadi dalam mata uang yang berbeda, dan memerlukan penyelesaian juga dalam mata uang yang berbeda pula. Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan transaksi yang termasuk dalam transaksi mata uang asing. Menurut Standar Akuntansi Keuangan: “Transaksi mata uang asing termasuk transaksi yang timbul ketika suatu badan usaha:
a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu mata uang asing.
b. Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.
c. Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana, atau
d. Memperoleh atau melepas aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.” (Standar Akuntansi Keuangan 1999:10.2)
Pengertian Pasar Valuta Asing Tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam transaksi penukaran mata uang

Fungsi Pasar Valuta Asing
Mentransfer daya beli
Memudahkan transaksi perdagangan internasional
Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menghindari naik turunnya kurs valuta asing
Memperluas lapangan pekerjaan

Sistem Kurs
Kurs tetap ( fixed exchange rate system
Kurs Bebas (free floating exchange rate system)
Kurs mengambang terkendali(managed floating exchange rate system)

Kekuatan nilai mata uang asing
Hard Currency yakni mata uang yang nilainya relatif stabil dan cenderung mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan mata uang lainnya
Soft Currency yakni mata uang yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran internasional karena nilainya relatif tidak stabil ayau sering mengalami depresiasi dibandingkan mata uang lainnya.

Menghitung Nilai Tukar Valuta
Jika Kurs Jual Kurs Beli Valas 3.700 3.500 Singapore $ 12.600 12.000 Poundsterling 8.200 8.000 US $
Contoh : Jika Mr. Ajib menukarkan uangnya sebanyak US $ 1.900,00 dan £ 250,00 dengan rupiah, maka uang yang diterimanya adalah
8000 x 1900 = 15.200.000
250 x 12000 = 3.000.000
18.200.000
Kebijakan Kurs
Devaluasi yakni kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing
Revaluasi yakni kebijakan pemerintah menaikkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing

Pengawasan Kurs yakni dengan cara mengawasi pergerakan kurs valuta asing terhadap rupiah. Jika perlu ikut campur menekan harga valutra asing terhadap rupiah, maka pemerintah dapat mengambil keputusan menyelamatkan rupiah terhadap mata uang asing tersebut

Dalam transaksi valuta asing terdapat beberapa bentuk transaksi yang sering terjadi.ada tiga bentuk utama transaksi, yaitu:
a. Spot exchange, di mana transaksi terjadi dengan pelepasan pada value date, biasanya dua hari kerja setelah transaksi terjadi.
b. Foreign exchange, transaksi yang terjadi dengan pelepasan pada saat tertentu di waktu yang akan datang.
c. Swap, yang merupakan transaksi pembelian dan penjualan secara simultan (terus-menerus) pada tanggal jatuh tempo yang berbeda-beda.

Tiga sistem kurs valuta asing yang dipakai suatu negara, yaitu:
a. Sistem kurs bebas, dalam sistem ini tidak ada campur tangan pemerintah untuk menstabilkan nilai kurs. Nilai tukar kurs ditentukan oleh permintaan dan penawaran terhadap valuta asing.
b. Sistem kurs tetap, dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan turut campur secara aktif dalam pasar valuta asing dengan membeli atau menjual valuta asing jika nilainya menyimpang dari standar yang telah ditentukan.
c. Sistem kurs terkontrol/terkendali, dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral negara yang bersangkutan mempunyai kekuasaan eksklusif dalam menentukan alokasi dari penggunaan valuta asing yang tersedia. Warga negara tidak bebas untuk campur tangan dalam transaksi valuta asing. Capital inflows dan ekspor barang-barang menyebabkan tersedianya valuta asing.

Jenis Perubahan Nilai Kurs Valuta Asing Perubahan nilai kurs valuta asing umumnya berupa:
1. Apresiasi atau depresiasi
Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang sepenuhnya tergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan penawaran valuta asing) baik dalam negeri maupun luar negeri.
2. Devaluasi atau revaluasi
Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.
Turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang terjadi harian (depresiasi) sebenarnya mempunyai pengertian sebagaimana devaluasi, tetapi karena perubahan tersebut sangat kecil, maka tidak dirasakan sebagai devaluasi. Yang dianggap sebagai devaluasi adalah penurunan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah, dilakukan secara mendadak, dan ada perbedaan selisih kurs yang besar antara sebelum dan sesudah devaluasi. Hal ini berlaku juga untuk apresiasi dan revaluasi.

Dasar Pemakaian Kurs Dalam Penjabaran Transaksi Valuta Asing
Pengertian selisih kurs menurut Standar Akuntansi Keuangan (1999:10.1) adalah: “Selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda.”
Jadi, selisih kurs yang terjadi akibat transaksi valuta asing (foreign exchange contract) harus dilaporkan dalam nilai mata uang rupiah.
Pengakuan selisih kurs menurut Standar Akuntansi Keuangan ditentukan sebagai berikut:
“… apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam periode akuntansi yang sama, maka selisih kurs diakui pada periode tersebut. Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.” (Standar Akuntansi Keuangan 1999:10.3)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian dalam suatu transaksi mata uang asing harus dilakukan dalam periode akuntansi yang bersangkutan dan juga harus memperhitungkan adanya selisih kurs yang terjadi dari transaksi tersebut. Transaksi valuta asing dibukukan berdasarkan kurs pada tanggal transaksi dan pada tanggal neraca, saldo aktiva dan kewajiban dalam valuta asing harus dijabarkan dengan kurs pada tanggal neraca, dan selisih kurs yang timbul ditampung dalam perhitungan laba rugi periode usaha yang bersangkutan. Sedangkan selisih kurs yang terjadi pada saat transaksi sebagai akibat dari devaluasi atau revaluasi dapat dibebankan atau dikreditkan baik langsung pada periode berjalan atau ditangguhkan dan diamortisasi selama beberapa periode.
kerugian/ keuntungan akibat selisih kurs ada 2 macam, yaitu
Transaction Gain/ Loss :
- Transaction gain/ loss biasanya terjadi pada Perusahaan yang menggunakan 2 mata uang yang berbeda dalam transaksinya. Misalnya : dia melakukan hutang dengan menggunakan US$, sementara pendapatan dengan IDR. Apabila US$ menguat terhadap IDR maka tentunya beban Perusahaan dalam membayar hutang menjadi lebih besar. Hutang US$1 yang seharusnya cukup dibayar dengan IDR 9000, harus dibayar dengan IDR 9200 (apabila US$ menguat dari 9000 awal tahun mjd 9200 akhir tahun). IDR 200 adalah transaction loss yang harus ditanggung oleh Perusahaan. Akan berlaku juga sebaliknya. Apabila US$ melemah terhadap IDR, maka Perusahaan akan menikmati transaction gain dari besaran selisih penguatan IDR terhadap US$. Apapun mata uang yang digunakan transaction Loss/ Gain akan terjadi.
Translation Gain/ Loss :
- Translation gain/ loss merupakan non cash gain/ loss. Atau bisa dikatakan tidak ada uang keluar/ masuk untuk menanggung kerugian/ keuntungan. Biasanya terjadi pada Perusahaan yang menggunakan mata uang yang sama dalam transaksinya, namun pembukuannya dalam mata uang yang berbeda. Misalnya : Perusahaan menggunakan mata uang US$ untuk pinjaman, cost dan revenue, tapi pembukuan Perusahaan dilakukan dengan mata uang IDR. Bila kita lihat transaksinya, tidak ada masalah dalam selisih kurs, karena revenue US$, cost yang harus dibayar juga dalam US$ dan pinjaman juga dalam US$. Gain/ Loss akibat selisih kurs akan terjadi setelah pembukuan dilakukan dengan mata uang IDR. Seperti halnya dalam Transaction Gain/ Loss diatas, hutang US$1 yang seharusnya cukup dibayar dengan IDR 9000, harus dibayar dengan IDR 9200 (apabila US$ menguat dari 9000 awal tahun mjd 9200 akhir tahun). IDR 200 adalah translation loss yang harus ditanggung oleh Perusahaan. Yang membedakan
 adalah dalam translation gain/loss kerugian/ keuntungan tersebut tidak riil, atau hanya ada dalam pembukuan saja. Karena apabila pembukuan dilakukan dalam US$, laba/ rugi selisih kurs tidak akan ada. Inilah yang terjadi pada PGAS. Karena mostly pendapatan PGAS adalah US$, Cost US$ dan Hutang juga dalam US$, yang sialnya karena BUMN harus mencatatkan pembukuan dalam IDR.
Namun, pada intinya penyebab dari kedua forex gain/ loss itu sama, yaitu perbedaan nilai tukar mata uang pada awal tahun buku dengan akhir tahun buku.

Pencatatan secara akuntansi untuk pendapatan dalam bentuk rupiah lazim dilakukan. Tetapi pencatatan akuntansi untuk penerimaan dalam bentuk mata uang asing tidak setiap perusahaan mempunyai jenis transaksi ini. Apalagi pencatatan transaksi ini mempunyai kaitan langsung dengan kewajiban perpajakan.

Berikut ini jurnal untuk transaksi dalam mata uang asing dalam hal ini US $.
1. Pada saat dibuat billing (penagihan)
Pencatatan dengan menggunakan sistem accrual basis yaitu pendapatan diakui pada saat dilakukan penagihan. Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Piutang Usaha                                     Rp XX
           Pendapatan                                                     Rp  XX
Kurs pada saat ini menggunakan kurs tengah BI.

2. Pada saat uang sudah ditransfer ke rekening perusahaan dalam bentuk mata uang asing di jurnal sebagai berikut :

Bank $                                                 Rp  XX
           Piutang Usaha                                                 Rp  XX

Pencatatan menggunakan kurs tengah BI   yang berlaku pada saat itu. Apabila terdapat selisih lebih atau kursnya lebih tinggi daripada saat terjadi penagihan maka jurnalnya sebagai berikut :

Bank $                                                 Rp XX

          Piutang Usaha                                                  Rp  XX
          Laba selisih kurs                                              Rp  XX

Sedangkan apabila terdapat selisih kurang  atau kursnya lebih rendah  daripada saat terjadi penagihan maka jurnalnya sebagai berikut :

Bank $                                                     Rp XX
Rugi selisih kurs                                     Rp XX

            Piutang Usaha                                               Rp XX

3. Pada saat uang dicairkan
Pencatatan berdasarkan uang yang diterima pada bank dengan mata uang rupiah. Kurs yang digunakan adalah kurs tengah BI  yang berlaku saat itu.
Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Bank Rp                                                  Rp   XX
              Bank $                                                        Rp   XX

Apabila terdapat biaya maka bisa ditambahkan pada sisi debit dengan account biaya bank.
Untuk transaksi yang terkait dengan kewajiban perpajakan menggunakan kurs KMK yang berlaku saat diterbitkan dokumen perpajakannya.

Pendapatan atas transaksi valuta asing
Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal dari kurs. Selisih kurs ini akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valuta asing harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba-rugi periode berjalan.

Terhadap aktiva dan kewajiban yang dimiliki suatu bank dalam valuta asing harus dijabarkan dalam Valuta Rupiah. Penjabaran aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ke dalam valuta rupiah harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba-rugi periode berjalan. Penjabaran seluruh aktiva dan kewajiban dalam Valuta Rupiah harus mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar